BAB 1
PENGERTIAN STATISTIK
A.
STATISTIK DAN STATISTIK PENDIDIKAN
1.
Pengertian Statistik
Secara
etimologi :
kata statistik yang berarti
status (bahasa latin), state (bahasa inggris), Negara (Indonesia)
Secara
Terminologi:
a. kumpulan bahan
keterangan yang berupa angka atau bilangan.
b.
sebagai kegiatan statistic
mencakup: pengumpulan data, penganalisaan data dan penyajian data.
c.
sebagai metode yaitu pengumpulan data dan
diinterfrestasikan sehingga data tersebut dapat memberikan penjelasan atau
makna tertentu.
d.
sebagai ilmu statistic
2.
Penggolongan statistik
Statistik
sebagai ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Statistik
Deskriptif dan Statistik Inferensial
Statistik
Deskriptif atau Deduktif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi
dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur,
ringkas dan jelas. Mengenai sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan sehingga
dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistic
Inferensial yang lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Induktif,
statistic lanjut, statistic Mendalam adalah Statistik yang menyediakan aturan
atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba enarik
kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.
Statistic Inferensial juga menyediakan aturan tertentu dalam rangka penarikan
kesimpulan (conclusion), penyusunan atau pembuatan ramalan (prediction),
penaksiran (estimation) dan sebagainya. Dengan demikian Statistik Inferensial sifatnya lebih mendalam dan merupakan
tindak lanjut dari Statistik Deskriptif.
3.
Ciri Khas Statistik
Pada dasarnya Statistik sebagai ilmu pengetahuan memiliki tiga cirri
khusus yaitu:
a. Statistik selalu
bekerja dengan angka atau bilangan
Statistik merupakan data Kuantitatif, Dengan kata lain, untuk dapat melaksanakan
tugasnya statistik memerlukan bahan keterangan yang sifatnya kuantitatif.
Sehubungan dengan itu jika statistik dikehendaki untuk menganalisa data
kualitatif, maka data kualitatif tersebut harus dikonversikan menjadi data
kuantitatif, atau proses kuantifikasi.
Contoh:
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
Pandai
|
80 – 100
|
Cukup
|
60 – 79
|
Kurang
|
30 – 59
|
gagal
|
0 – 29
|
b. Statistik bersifat
objektif.
Statistik selalu bekerja menurut objeknya , atau
bekerja menurut apa adanya. Kesimpulan yang dihasilkan dan ramalan yang
dikemukakan oleh statistik sebagai ilmu pengetahuan semata-mata didasarkan data
angka yang dihadapi dan diolah dan bukan didasarkan pada subjektivitas atau
pengaruh luar lainnya.
c. Statistik bersifat
universal
Statistik bersifat universal mengandung pengertian
bahwa ruang gerak dan bidang garapan statistik tidaklah sempit. Statistik dapat
dipergunakan dalam hampir semua cabang kegiatan hidup manusia. Misalnya
perekonomian disebut sebagai statistik perdagangan, statistik pendidikan,
statistik pertanian dan sebagainya.
4. Permasalahan
Statistik
Permasalahan statistik ada tiga yang mendasar
yaitu: permasalahan tentang rata-rata(Average), permasalahan tentang pemencaran
(variabelitas atau Dispersion) dan permasalahan saling hubungan atau korelasi.
5. Pengertian Statistik
Pendidikan
Statistik pendidikan yang dimaksud yaitu sebagai
ilmu pengetahuhan yang membahas atau memplelajari dan memperkembangkan
prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu ditempuh atau dipergunakan,
dalam rangka pengumpulan, penyusunan, penyajian, penganalisaan bahan keterangan
yang berwujud angka mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan
(khususnya proses belajar mengajar), dan penarikan kesimpulan, pembuatan
perkiraan serta ramalan secara ilmiah.
6.
Fungsi dan Kegunaan Statistik Dalam dunia Pendidikan
Fungsi
statistic yaitu sebagai alat bantu dan kegunaannya sangat besar yaitu akan
berlandaskan sebagai data eksak:
a.
Memberoleh gambaran : baik
gambaran secara khusus maupun gambaran secara umum tentang sesuatau gejala,
keadaan atau peristiwa.
b.
Mengikuti perkembangan atau pasang
surut mengenai gejala, keadaan atau peristriwa tersebut dari waktu ke waktu.
c.
Melakukan pengujian, apabila
gejala yang satu berbeda dengan gejala yang lain ataukah tidak; jika terdapat
perbedaan yang berarti ataukan perbedaan itu terjadi hanya kebetulan saja.
d.
Mengetahui, apakah gejala yang
satu ada hubungannya dengan gejala yang lain.
e. Menyusun laporan yang
berupa data kuantitatif dengan secara teratur, ringkas dan jelas
f. Menarik kesimpulan
secara logis, mengambil keputusan secara tepat dan mantap, serta dapat
memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang mungkin bakal terjadi massa
mendatang, dan langkah konkrit apa yang kemungkinan perlu dilakukan oleh
seorang pendidik.
B. DATA STATISTIK DAN
DATA STATISTIK PENDIDIKAN
1. Pengertian Data
Statistik
Data statistik adalah data yang berwujud angka
atau bilangan, namun tidak semua angka disebut sebagai data statistik sebab
untuk dapat disebut data statistik, angka itu harus memenuhi persyaratan tertentu
yaitu bahwa angka tadi haruslah menunjukan suatu ciri dari suatu penelitian
yang bersifat agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan dalam bidang atau
lapangan tertentu.
Penelitian yang bersifat
agregatif artinya:
a.
Pencatatan itu boleh hannya mengenai
satu individu saja, akan tetapi pencatatannya harus dilakukan lebih dari satu
kali.
Contoh :
Angka-angka yang menunjukan ciri tentang
perkembangan prestasi “A” dalam
Bahasa Arab.
Semester
|
Nilai
|
I
|
5,5
|
II
|
6
|
III
|
6
|
IV
|
6,5
|
V
|
7
|
VI
|
7
|
b.
Pencatatan dilakukan hanya satu
kali saja, tatapi individu yang dicatat atau diteliti lebih dari satu.
No
|
Nama
|
Nilai
|
1
|
Arifin
|
7
|
2
|
Badriyah
|
6
|
3
|
Cici
|
5
|
4
|
Dyah
|
9
|
5
|
Emy
|
4
|
6
|
Farid
|
7
|
7
|
Guntoro
|
6
|
8
|
Hanung
|
5
|
9
|
Ismail
|
8
|
10
|
Jannah
|
6
|
2. Penggolongan Data
Statistik
a. Penggolongan data
statistik berdasarkan sifatnya yaitu data kontinyu dan data diskrit:
Data kontinyu ialah data yang
deretan angkanya merupakan suatu kontinyu. Contoh data statistik mengenai
tinggi badan : 150 – 150,1 – 150,2 – 150,3 dan seterusnya; data mengenai berat
badan 40- 40,1- 40,2 dan seterusnya.
Data diskrit ialah data
statistik yang tidak mungkin berbentuk pecahan: contoh data statistik tentang
jumlah anggota keluarga: 4 -5 -6 dan seterusnya.
b. Penggolongan data
statistik berdasarkan cara penyusunan angkanya: yaitu data Nominal, data
Ordinal dan data Interval.
Data Nominal yaitu data
statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan atas penggolongan atau
klasifikasi tertentu. Data Nominal disebut juga data Hitungan karena data
tersebut diperoleh dari data menghitung.
Contoh :
Jumlah Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri ”X” pada
tahun ajaran 2009/2010 Menurut tingkat dan jenis kelaminnya.
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||
III
|
50
|
34
|
84
|
II
|
48
|
44
|
92
|
I
|
72
|
52
|
124
|
Jumlah
|
170
|
130
|
300
|
Data Ordinal juga sering
disebut sebagai data urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya
didasarkan atas urutan kedudukan (rangking).
Contoh:
Sekor hasil penilaian dewan juri terhadap lima
orang finalis lomba baca puisi
Nomor
|
Nama
|
Sekor
|
Urutan Kedudukan
|
1
|
A
|
451
|
4
|
2
|
B
|
491
|
2
|
3
|
C
|
427
|
5
|
4
|
D
|
568
|
1
|
5
|
E
|
485
|
3
|
Data Interval ialah data statistik di mana
terdapat jarak yang sama di antara hal-hal yang sedang diselidiki atau
dipersoalkan. Contoh dari
tabel di atas sekor bisa dibuat data interval.
c. Penggolongan data
statistik menurut bentuk angkanya yaitu data tunggal dan data kelompok.
Data tunggal ialah data statistik yang
masing-masing angkanya merupakan satu unit.
Contoh; Nilai hasil ulangan harian siswa MA
40
71 54 67
59 84 46 51
60 75
Data
kelompokan ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya terdiri dari
sekelompokan angka
Contoh. Nilai hasil ulangan harian siswa MA
Nilai 80
– 84
75
- 79
70
– 74
65
– 69
Dan
seterusnya
d. Penggolongan data
statistik berdasarkan sumbernya: yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data
statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama. Contoh Data
tentang alumni STAIMA yang diperoleh dari bagian kemahasiswaan.
Data Sekunder yaitu data
statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan kedua. Contoh Data tentang
alumni STAIMA yang diperoleh dari surat kabar masa kini, pikiran rakyat dan
sebagainya.
e. Penggolongan data
statistik berdasarkan waktu pengumpulannya: yaitu data seketika (cross section
data) dan data urutan waktu (time series
data).
Data Seketika ialah data statistik yang
mencerminkan keadaan pada satu waktu saja (at a point of time).
Contoh :
Data statistik tentang jumlah
tenaga pengajar di sebuah MA dalam tahun ajaran 2009/2010 (hanya 1 tahun ajaran
saja).
Data urutan waktu ialah data mencerminkan keadaan
atau perkembangan mengenai sesuatu hal, dari satu waktu juga sering dikenal
dengan istilah Historical Data.
Contoh
Data statistik tentang jumlah tenaga
pengajar di sebuah MA mulai tahun ajaran
2005/2006 sampai dengan tahun ajaran 2009/2010
3. Sifat Data Statistik
Sebagai data angka, data statistik memiliki sifat
tertentu, antara lain adalah:
- data statistik memiliki nilai Relatif (relative value) atau nilai semu. Nilai Relatif dari suatu angka atau bilangan adalah nilai yang ditunjukan oleh angka atau bilangan itu sendiri.
Contoh:
Nilai relatif dari bilangan 5 adalah bilangan 5
itu sendiri, Nilai relatif dari bilangan 65 adalah bilangan 65 itu sendiri.
- Data statistik memiliki Nilai Nyata ( Tru Value) atau nilai sebenarnya. Nilai nyata dari suatu angka adalah daerah tertentu dalam suatu deretan angka, yang diwakili oleh nilai relatif.
Contoh :
Nilai Nyata
dari angka 5 adalah daerah antara (5 - 0,5) sampai dengan (5 + 0,5)
jadi nilai nyata dari angka 5 adalah daerah antara 4,5 – 5,5 ; Nilai
Nyata dari angka 19,5 adalah daerah
antara (19,5 - 0,05) sampai dengan
(19,5 +
0,05) jadi nilai nyata dari angka
19,5 adalah daerah antara 19 – 20;
- Data statistik memiliki batas bawah relatif, batas atas relatif, batas bawah nyata dan batas atas nyata.
Contoh :
Bilangan 40 – 44
Bilangan 40 itu kita sebut: Batas Bawah Relatif
Bilangan 44 itu kita sebut: Batas Atas Relatif
Batas Bawah nyata adalah 40 – 0,5 = 39,5 ;
sedangkan Batas Atas Nyata adalah 44 + 0,5 = 44,5 ; selajutnya 40 – 50
disebut nilai relatif dan 39,5 – 44,5 disebut nilai nyata.
- Data statistik berbentuk data kelompok memiliki nilai tenga atau titik tengah.
Contoh:
1. deretan bilangan 5 6
7 8 9 nilai tengahnya adalah 7
2. data
kelompokan 50 – 54 nilai tengahnya (50 + 54): 2 = 52
- Data statistik sebagai data angka, dalam proses perhitungannya tidak menggunakan sistem pecahan, melainkan menggunakan sistem desimal (sistem perpuluhan).
Contoh :
- pecahan ½ harus diubah menjadi 0,50
- pecahan 1/6 harus diubah menjadi 0,16666666
- Data statistik sebagai data angka, dalam proses perhitungannya menggunakan sistem pembulatan angka tertentu. Pembulatan dilakukan sampai tiga angka dibelakang koma (tanda desimal). Contoh : 0,1134892 dibulatkan 0,113; 0,8105071 dibulatkan 0,81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar